top of page

Kodo, Upacara Tradisional Menghirup Wangi Dupa Di Jepang

Jepang memiliki banyak seni klasik yang masih hidup sampai detik ini. Sebelumnya kita telah membahas upacara tradisional Sado/Cha no Yu (upacara minum teh) dan Kado/Ikebana (seni merangkai bunga). Sekarang kita akan membahas 1 seni klasik Jepang lainnya, yaitu kodo (upacara menghirup dupa). Di antara sado dan kado, upacara kodo memang kurang terkenal tetapi filosofi di baliknya tidak kalah menarik dibanding sado dan kado.

Kodo (sc: kknews.cc)

Secara harfiah, kodo (香道) berarti “jalan aroma” atau “jalan wewangian”. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menciptakan suasana yang tenang dan damai baik secara mental maupun pikiran melalui harumnya aroma dupa atau kayu wangi. Bahkan seorang psikolog dan terapis barat banyak yang memanfaatkan aroma wewangian untuk menciptakan ketenangan.

Perlengkapan Kodo (sc: Chen Liang Dao 陳良道/Flickr)

Sejarah mengatakan bahwa, ketika seorang samurai akan pergi berperang, mereka memurnikan/menenangkan diri mereka dengan menghirup aroma dupa. Upacara kodo sendiri sudah berumur lebih dari seribu tahun. Kala itu para bangsawan/penduduk dengan derajat yang tinggi mencari inspirasi untuk membuat puisi dengan cara “mendengarkan” aroma dari dupa. Yup, dalam kodo mereka menggunakan kata “mendengarkan” (聞く, kiku) dupa bukan “mencium” (嗅ぐ, kagu) dupa. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak sekedar menikmati aroma dupanya saja tetapi mereka juga menggunakannya untuk menenangkan hati dan jiwa.

Tempat untuk meletakkan kayu wangi (sc: 杲/Flickr)

Nama sebuah tempat untuk mempraktikan kodo adalah koseki (香席). Seni tradisional kodo ini dibuat lebih menarik banyak orang dengan cara dianggap menjadi sebuah permainan. Permainan tersebut bernama kumiko (組香). Singkatnya, kumiko adalah permainan yang mengelompokan aroma dupa, pemain diminta untuk mengidentifikasi perbedaan dari setiap aroma dupa yang dinyalakan.

Kertas yang digunakan untuk menuliskan perasaan saat mengikuti kodo (sc: 杲/Flickr)

Tujuan dari permainan ini adalah untuk membiarkan para tamu meresapi aroma dupa dan “mendengarkan” esensinya secara keseluruhan. Kemudian setelah “mendengarkan” esensi dari aroma dupa, pemain diberi secarik kertas putih yang dilipat kemudian menuliskan perasaan mereka selama mengikuti upacara kodo beserta nama mereka.

 

(by: Dewa Arya - Tsubomi House TLC)

コメント


Check our Instagram

bottom of page