Berpikiran tentang wisata kuliner di Jepang, makanan yang tidak boleh terlewat tentu saja mi. Cita rasa mi buatan Jepang selalu membuatnya menjadi makanan favorit banyak orang. Selain dari produk olahan dengan mi yang enak, tekstur dari setiap mi juga menambah daya tarik penikmatnya. Jika berbicara tentang mi Jepang, mungkin yang akan muncul di pikiran kita untuk pertama kali adalah soba, udon, ataupun ramen. Selain 3 jenis mi yang sudah disebutkan, ada beberapa jenis mi lain yang tak kalah populer dan enak untuk disantap. Berikut beberapa jenis mi yang cukup populer di Jepang.
1) Ramen (ラーメン)
Ramen sendiri diambil dari kata lāmiàn yang merupakan salah satu jenis mi di China dan terbuat dari tepung terigu. Oleh karena itu, penulisan ramen dalam bahasa Jepang menggunakan huruf katakana karena termasuk kata serapan dari bahasa asing. Awalnya ramen dikenalkan oleh salah satu pendatang dari China yang tinggal di Yokohama Chinatown di akhir abad ke-19 hingga awal 20 an. Menurut catatan dari museum ramen di Yokohama, nama ramen sendiri diresmikan pada tahun 1859. Sebelum diresmikan, nama ramen sebelumnya ada shina soba atau chūka soba yang berarti ‘Mi China’.
2) Udon (うどん:饂飩)
Udon merupakan mi tebal yang terbuat dari teput terigu dan sering digunakan dalam masakan Jepang. Spesialnya dari mi jenis ini adalah lebih sering digunakan untuk makanan sederhana, atau tidak banyak menggunakan bumbu dan topping. Banyak versi dari cerita terbentuknya udon sendiri. Ada yang bilang jika udon dikenalkan oleh seorang biksu bernama Enni dari Rinzai yang memperkenalkan teknologi pembuatan mi buatan China. Ada juga cerita yang menyebutkan bahwa udon berasal dari kata wonton atau pansit dari China dengan isian manis dalam adonannya.
3) Soba (そば:蕎麦)
Soba merupakan mi tipis yang terbuat dari tepung gandum, kecuali untuk beberapa variasi soba di Nagano yang menggunakan tepung terigu. Karena terbuat dari tepung gandum, banyak yang percaya soba mampu memenuhi beberapa kebutuhan biji-bijian dalam tubuh yang tidak bisa dipenuhi oleh tepung terigu seperti thiamine. Soba juga mengandung 9 jenis asam amino esensial, salah satunya bernama lysine yang tidak terdapat dalam tepung terigu. Kebiasaan makan soba berawal dari zaman Edo di tahun 1603. Pada saat itu, penduduk Edo (Tokyo) yang jauh lebih kaya daripada penduduk miskin pedesaan, rentan terhadap penyakit beri-beri karena tingginya konsumsi nasi putih yang rendah thiamine. Setelah itu, ditemukan bahwa beri-beri dapat dicegah dengan makan soba kaya thiamine secara teratur. Modern ini banyak juga kebiasaan baru yang melibatkan soba di dalamnya seperti, tradisi makan soba di malam tahun baru atau ketika baru pindah rumah.
4) Sōmen (そうめん:素麺)
Sōmen adalah mi yang terbuat dari tepung terigu dan sangat tipis dengan diameter kurang lebih 1,33 mm. Sōmen merupakan salah satu mi yang cukup populer digunakan di Jepang, Korea, maupun China. Mi jenis ini mengandung sodium dan di Jepang sering dikonsumsi bersamaan dengan saus tsuyu. Tsuyu terbuat dari katsuobushi yang dibumbui dengan bawang bombay, jahe, dan myoga. Ketika musim panas, beberapa restorang menyediakan sajian mi dingin menggunakan sōmen yang dialirkan melalui bambu bersamaan dengan air sedingin es. Para penikmat harus mengambil sōmen yang mengalir dengan sumpit yang digunakan. Menu ini disebut nagashi sōmen (流しそうめん) atau mi mengalir.
5) Shirataki (しらたき:白滝)
Shirataki adalah salah satu jenis yang memiliki penampilan berbeda dengan jenis mi sebelumnya. Shirataki adalah mi tipis seperti agar-agar dan berwarna putih bening yang terbuat dari konjac (Amorphophallus konjac). Karena terbuat dari 97% air dan 3% konjac, mi jenis ini rendah karbohidrat dan mudah larut dalam air setelah dikonsumsi. Pengemasan shirataki bisa berupa mi yang dikeringkan, atau juga dalam keadaan basah. Ada beberapa merk yang mengharuskan shirataki basah dibilas terlebih dahulu sebelum digunakan.
6) Hiyamugi (ひやむぎ:冷麦)
Hiyamugi termasuk dalam jenis mi tipis dan kecil yang terbuat dari tepung gandum. Beberapa orang mengatakan bahwa sōmen dan hiyamugi memiliki ketipisan mi yang sama. Hanya saja sōmen lebih tipis dan kecil lagi jika dibandingkan dengan hiyamugi. Jika sōmen bisa dimasak sebagai santapan dingin dan panas, maka tidak untuk hiyamugi. Hiyamugi hanya bisa diolah menjadi santapan dingin, bahkan bisa disajikan di atas es juga. Mi ini cukup populer dikonsumsi ketika musim panas di Jepang.
7) Harusame (はるさめ:春雨)
Harusame biasa juga disebut sebagi mi plastik atau mi kaca dikarenakan warnanya yang bening. Mi jenis ini biasanya dibuat dari tepung kentang dan air, kemudian dijual dalam bentuk mi yang sudah dikeringkan. Selain tepung kentang, ada beberapa orang yang membuat harusame dari konjac dan tofu untuk mendapatkan tekstur yang berbeda dari biasanya. Harusame sering digunakan dalam hidangan salad dan juga hot pot di Jepang. Untuk beberapa negara, bahan pembuatan harusame atau mi kaca juga sedikit berbeda. Di China mi jenis ini terbuat dari serat kacang hijau dan ubi jalar, sedangkan orang korea memilih serat ubi jalar sebagai bahan pembuatan mi kaca.
Baca juga: Irezumi, Seni Tato dari Jepang
Berikut adalah 7 jenis mi yang cukup sering digunakan dan populer di Jepang. 7 jenis mi dengan tekstur dan cita rasa yang berbeda, tetapi sama-sama enak ketika sudah di olah. Sama seperti pelangi yang terbentuk dari 7 warna yang berbeda, dan terlihat indah ketika bersama.
Setelah membaca tulisan di atas, apakah pembaca menjadi penasaran untuk mencicipi 7 cita rasa tersebut? Tentunya, kalau pembaca juga ingin mencobanya di Jepang, ada baiknya untuk belajar bahasa Jepang juga untuk memudahkan ketika memesan makanan nanti! Jadi, kalau tertarik, bisa dilihat disini.
Penulis : Vidya Surya Indah
Editor : Daffa Ramadhan
Comments