Kawaii, Sebuah Kultur Yang Jepang Banget
top of page

Kawaii, Sebuah Kultur Yang Jepang Banget

Di Jepang budaya atau kultur kawaii ini benar-benar sudah menyebar luas dari gaya berpakaian, produk-produk, bahkan kebiasaan berbicara. Oh iya hampir lupa. Bagi yang belum tau apa itu kawaii, kawaii berarti imut, lucu, dan menggemaskan. Karena terlalu besar dampak dari kultur ini, banyak orang dari negara selain Jepang menganut kultur ini. Misalnya Indonesia, di Indonesia banyak yang sudah menganut budaya ini dari gaya berpakaian sampai penggunaan kata sehari hari seperti “Terima Kasih” menjadi “Maachi”, lalu kata “Tidur” menjadi “bobok”. Kata-kata tersebut dirubah dan diucapkan sedemikian rupa agar si pembicara terlihat seperti kekanak-kanakan dan terlihat imut. Walaupun dalam beberapa kasus malah terlihat menggelikan sih. Seperti lelaki kekar mengatakan “Maachi” daripada “Makasih/Terima Kasih”.😂

Budaya Kawaii (sc: Dick Thomas Johnson/Flcikr)

Menurut sejarah, budaya Kawaii ini sudah ada sejak zaman Jepang Kuno, tetapi pernah tenggelam pada masa perang saudara yang disebut dengan Sengoku Jidai. Hal tersebut disebabkan seorang samurai harus terlihat maskulin dan lelaki banget. Masa iya seorang samurai pakai zirah perang warna pink menyala? Lalu budaya kawaii ini mulai marak lagi sekitar tahun 1970 karena pensil mekanikal. Berkat pensil mekanikal tersebut gaya penulisan orang-orang Jepang terlihat semakin stylish. Selain itu guritan yang terbuat dari pensil mekanikal lebih halus sehingga gaya penulisan baru yang lucu-lucu pun bermunculan seperti menulis karakter besar dan bulat kemudian ditambah dengan gambar kecil hati dll.

Cute Cosplayer (sc: Dick Thomas Johnson/Flcikr).jpg

Secara psikologi, budaya kawaii ini bisa dikatakan sebagai pemberontakan untuk nilai sosial dan kenyataan orang Jepang yang sebenarnya sangat Strict atau kaku. Sebagian besar orang Jepang berpendapat kalau kedewasaan adalah masa di mana mereka harus bekerja, bekerja, dan bekerja. Selain itu seiring dewasanya orang tersebut semakin besar pula tanggung jawab dan beban terhadap masyarakat, kepada orang lain, dll. Maka dari itu budaya kawaii ini mereka gunakan untuk mengekspresikan diri sendiri.

 

(by: Dewa Arya - Tsubomi House TLC)

Check our Instagram

bottom of page