top of page
ramadhandaffa

Honne dan Tatemae: Sebuah Dualisme untuk Survive dalam Masyarakat Jepang

Pernah berbohong kepada orang lain? Mungkin jawabannya pernah (atau bahkan sering). Tujuannya mungkin bermacam-macam pula. Ada yang berbohong karena memang rahasianya tidak ingin diketahui, ada pula yang berbohong untuk mengakrabkan diri dan menjaga image dirinya.

Pada contoh yang kedua di atas, ada istilahnya dalam bahasa Inggris, yaitu ‘white lie’. White lie berarti menyamarkan kebenaran dengan tujuan agar perkataan kita tidak menyakiti orang lain atau tidak nyaman di masyarakat. Sebagian besar masyarakat di dunia mengerti bahwa terkadang memberikan opini atau menyatakan kebenaran secara terus terang dapat menyebabkan perselisihan.


Jepang merupakan salah satu masyarakat yang mengakui konsep white lie tersebut. Bahkan, Jepang secara terang-terangan merumuskan konsep white lie versi Jepang sendiri. Konsep tersebut ada dua dan masing-masing saling berlawanan satu sama lain, yaitu honne dan tatemae. Honne (本音) adalah opini atau perasaan sebenarnya, sementara tatemae (建前) adalah white lie itu sendiri, yaitu sikap, perilaku, maupun perkataan bohong agar tidak menyakiti orang lain.

Honne vs Tatemae (Sc: Pribadi)

Contohnya seperti ini, suatu hari Rachel mengenal Yamada di sekolah. Seiring waktu mereka menjadi semakin dekat dan pada akhirnya menjadi teman akrab. Karena akrab, Rachel sering mengundang Yamada untuk bermain ke rumahnya. Suatu hari, ibunda Yamada mengatakan kepada Rachel untuk bermain ke rumah Yamada di lain waktu. Mendengar perkataan ibunda Yamada tersebut, Rachel sebenarnya tertarik, sehingga keesokan harinya Rachel menghubungi keluarga Yamada agar ia bisa main ke rumahnya. Akan tetapi, keluarga Yamada mengatakan bahwa mereka ada urusan mendadak. Di kemudian hari, Rachel menghubungi keluarga Yamada lagi, akan tetap mendapatkan jawaban yang sama lagi.



Cerita Rachel dan Yamada di atas merupakan contoh honne dan tatemae di Jepang. Rachel sebagai orang yang baru saja pindah ke Jepang bersama keluarganya tentu mengira bahwa ajakan ibunda Yamada adalah honne, sehingga Rachel tanpa ragu menghubungi keluarga Yamada. Akan tetapi, perkataan ibunda Yamada merupakan tatemae sebagai bentuk ramah tamah. Ibunda Yamada mungkin saja tidak terlalu ingin Rachel ke rumahnya.


Pertanyaannya, mengapa masyarakat Jepang menjunjung tinggi konsep honne dan tatemae? Bukankah berbohong itu merupakan sesuatu yang tidak baik meskipun banyak masyarakat yang memaklumi hal tersebut? Hal ini disebabkan karena sistem sosial masyarakat Jepang bersifat komunal, sehingga masing-masing individu akan mengedepankan orang lain daripada dirinya demi tercapainya harmoni. Dalam rangka tercapainya harmoni tersebut, orang Jepang akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak mencolok atau terlalu melenceng dari sosial, sehingga menyebabkan orang Jepang seringkali hanya dapat bebas berekspresi dalam lingkupan circle yang cenderung kecil. Efeknya? Bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya para pekerja di mana muncul kesan seolah-olah orang Jepang memiliki kesabaran yang tidak terbatas (tentunya dari sudut pandang kita).

Penggunaan honne dan tatemae dalam masyarakat Jepang dilakukan agar dapat survive dalam masyarakat yang bersifat komunal agar tidak meresahkan sekitar dan menjadi “diterima” oleh masyarakat demi terciptanya harmoni dengan tetap mempercayai atau mengetahui bahwa diri mereka ingin menentang suatu hal. Oleh karena itu, khususnya penggunaan tatemae, bukan berarti orang Jepang ingin membohongi, apalagi menipu kita. Lagipula, kita juga menggunakan konsep serupa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saat interview kerja, kita akan berusaha sebisa mungkin untuk menghaluskan bahasa agar tidak menyinggung sekaligus menaikkan harga diri kita.



Membedakan honne dan tatemae mungkin akan sulit bagi orang yang baru pertama mengenal Jepang, akan tetapi seiring waktu kita akan terbiasa, terutama setelah masuk menjadi circle orang Jepang, meskipun kembali lagi, menjadi bagian circle orang Jepang membutuhkan waktu.


Setelah membaca artikel ini, apakah kalian menjadi tertarik dengan kebudayaan Jepang? Selain kebudayaan Jepang, kalian juga dapat mempelajari bahasa Jepang serta bahasa lainnya secara mendalam disini.


 

Penulis: Daffa Ramadhan

Editor: Daffa Ramadhan



1 Comment


flo viorenti
flo viorenti
Nov 27, 2022

jd inget kejadian udah janjian tp mndadak bilang gabisa, pdahal udah ditempat. kayaknya termasuk honne tatemae ya.

Like

Check our Instagram

bottom of page