Dewa Arya Putra

17 Nov 2020

Ojigi, Tradisi Membungkukkan Tubuh Di Jepang

Ojigi (お辞儀) merupakan gerakan atau gesture membungkuk. Gerakan ini sangat lekat dengan gaya kehidupan sehari-hari di Jepang. Orang Jepang umumnya tidak melakukan jabat tangan layaknya orang Indonesia. Karena menurut mereka kontak tubuh dengan orang lain adalah hal yang tidak sopan walaupun hanya jabat tangan. Sebagai ganti jabat tangan, orang Jepang menggunakan ojigi untuk mengucapkan salam.

Ojigi (sc: livejapan.com)

Baca Juga: Chuunibyou, “Penyakitnya” Anak Kelas 2 SMP Jepang

Fungsi ojigi sebenarnya tidak hanya untuk mengucapkan salam, tetapi bisa juga sebagai ucapan minta maaf, terima kasih, ekspresi perasaan atau nuansa formal, dll. Bahkan di perkantoran Jepang, mereka menggunakan ojigi untuk memberi salam seperti “selamat pagi”, “permisi”, dll. Di Indonesia juga ada budaya yang mirip dengan ojigi ini tetapi hanya menganggukkan kepala saja.

Gerakan ojigi yang kasual atau umum adalah membungkukkan badan sampai membentuk sudut 15 derajat. Tetapi jika dipakai dalam situasi kehidupan sehari-hari seperti bertemu dengan senior di jalan, lebih sering melakukan gerakan berupa menganggukkan kepala seperti orang Indonesia. Kemudian ojigi yang paling populer di Jepang adalah membungkukkan badan sampai membentuk sudut 30 derajat. Ojigi ini biasa digunakan ketika menyambut pelanggan atau mengucapkan terima kasih kepada seseorang. Lebih formal lagi ketika membungkukkan badan sampai membentuk sudut 45 derajat hingga mata kita menatap ke bawah atau ke arah tanah. Biasanya digunakan ketika kita memberikan hormat yang sangat dalam kepada seseorang seperti, direktur perusahaan, orang tua, atau orang yang memiliki jabatan paling tinggi.


(by: Dewa Arya - Tsubomi House TLC)

    6450
    3